Skip to main content

Sukses Dengan Waralaba


Schumpeter, sebagaimana dikutip Bygrave (1996) dalam Entrepreneurship, mengatakan seorang wirausahawan adalah individu yang memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya (mengejar peluang). Sedangkan Drucker (1996), mengatakan bahwa wirausaha selalu mencari perubahan, menanggapinya, dan memanfaatkannya sebagai peluang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seorang entrepreneur adalah pribadi yang mencintai perubahan, karena dalam perubahan tersebut peluang selalu ada. Ia akan selalu mengejar peluang tersebut dengan cara menyusun suatu organisasi.

Seorang Entrepreneurship yang sukses adalah orang yang berani mengambil resiko, karena resiko tersebut adalah sebuah modal dari keberhasilan jika kita mampu mengatasinya. Disini saya mempunyai beberapa arti dari kata “kesuksesan” yaitu “kesuksesan berarti mencapai posisi tertinggi di kantor, variasi lainnya bermakna memiliki kecukupan finansial tertentu”. Ada juga sebagian lagi mewujudkan kesuksesan sebagai sebuah predikat penghargaan dari kolega dan khalayak atas prestasinya. Kesuksesan juga berarti “terhindar dari penyakit miskin”. Dari bermacam definisi dan tolok ukur itu, satu hal yang dapat disimpulkan bahwa :“Kesuksesan merupakan pencapaian impian melalui sebuah proses terstruktur dan terencana”.

Menurut Mr. Jennie S. Bev, yaitu seorang konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator bertempat tinggal di San Francisco Bay Area dan Beliau merupakan seorang Indonesia yang “sukses” berkompetisi pada iklim “ketat” Amerika. Beliau mengedepankan 10 unsur kepribadian seorang sukses (baik dari segi keuangan dan prestasi) yang berdasarkan pada komunikasi dan pergaulannya dengan para billionaire dan beberapa pengusaha sukses. Sepuluh sikap yang harus dipunyai itu adalah sebagai berikut: 1)keberanian untuk berinisiatif, 2)tepat waktu, 3)senang melayani dan memberi, 4)membuka diri terlebih dahulu, 5)senang bekerja sama dan membina hubungan baik, 6)senang mempelajari hal-hal baru, 7)jarang mengeluh, 8)profesionalisme adalah yang paling utama, 9)berani menanggung resiko, 10)tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat), “Comfortable in their own skin” Menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak “lebih” dari lawan bicaranya.

Selain dari sepuluh kiat sukses tersebut ada salah satu kiat yang harus diterapkan yaitu “Waralaba”.

Kenapa Waralaba?

Bisnis waralaba adalah sistem duplikasi kesuksesan bisnis dari franchisor yang notabene telah memiliki usaha yg terbukti sukses, memiliki merek yg cukup terkenal dan memiliki system duplikasi kesuksesan usaha (SOP) kepada entrepreneur (franchise) yang belum mengerti dan paham tentang bisnis. Pendek kata adanya franchise memudahkan orang bagi menjadi entrepreneur dan yg lebih dasyat lagi.

Menurut Wikipedia yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Usaha waralaba ini tentu akan membentuk sebuah usaha yang bermanfaat bagi banyak orang. Pada dasarnya konsep bisnis waralaba ini dirancang guna memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam menjalin kemitraan bisnis yang saling melindungi dan menguntungkan.

Konsep usaha waralaba ini didalamnya terkandung ajaran berupa terjalinnya silaturrahmi. Kita tahu, aktivitas silaturrahmi dalam ajaran Islam disebutkan sebagai aktivitas yang akan mendatangkan rahmat Allah yang tidak terkira. Dalam konteks ini, Islam telah lebih dahulu memberikan kunci bagi mereka yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rizkinya, yaitu dengan cara menyambung persaudaraan. Salah satu bentuk persaudaraan dalam dunia bisnis adalah dengan membangun jaringan bisnis secara Islami.

“Waralaba” Apa Untungnya?

Berinvestasi dibisnis franchise (waralaba) dapat menjajikan keuntungan yg menggiurkan ketimbang menaruh uang di deposito, apalagi dengan kondisi bunga bank saat ini yg dibawah 2 digit. Pemodal kecil, cukup dgn Rp. 3,5 sampai Rp. 6 juta sudah dapat menjalankan usaha waralaba, sebaliknya pemodal kuat, lumayan banyak pilihan usaha mulai dari Rp. 100 juta sampai dgn milyaran rupiah.

Di Indonesia merupakan lahan subur bagi mengembangkan bisnis waralaba selain karena potensi penduduk sangat besar dan beragam merupakan calon pembeli yg berlimpah. Sudah cukup banyak cerita sukses yg diperoleh para waralaba dipentas wanita bisnis Indonesia.

Faktor resiko kegagalan bisnis waralaba jauh lebih kecil dibanding bisnis lain seperti Distributor, Direct Sales Business (Penjualan Langsung) dan berbagai konsep bisnis lain. Risiko kegagalan pembeli waralaba adalah 5% – 15%, sedangkan pada bisnis biasa berada di angka lebih dari 60%.

Waralaba yang Sukses di Indonesia

Disini saya akan memberi contoh waralaba yang sukses dengan omzet milyran rupiah yaitu “Kebab Turki Baba Rafi”. Tahukah anda siapa big bos dari Kebab Turki Baba Rafi? Yaitu seorang anak muda dari Surabaya yang bernama Hendy Setiono. Kebab Baba Rafi berdiri sejak September 2003 hingga kini telah memiliki 100 outlet di 16 kota yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan bisnis kebabnya ini, Hendy Setiono dinobatkan oleh majalah Tempo edisi akhir 2006 sebagai salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang dinilai mengubah Indonesia. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan mengingat usianya baru menginjak 25 tahun.

Ide mendirikan bisnis kebab berawal ketika pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983, ini mengunjungi ayahnya yang bertugas di perusahaan minyak di Qatar. Ia mengamati kedai kebab banyak dikunjungi warga setempat. Karena penasaran, Hendy yang mengaku hobi makan itu lantas mencoba makanan tersebut. Ternyata rasanya sangat enak dan terbesit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya, selain belum banyak usaha semacam itu, di Indonesia terdapat warga keturunan Timur Tengah yang menyebar di berbagai kota.

Dari usaha keras yang telah dijalani sekian lama dia mendapatkan hasil ketika hanya dalam 3-4 tahun, sulung dari dua bersaudara pasangan Ir. H. Bambang Sudiono dan Endah Setijowati ini berhasil mengembangkan sayap dimana-mana. Bahkan, hingga pengunjung 2006, telah tercatat 100 outlet Kebab Turki Baba Rafi yang tersebar di 16 kota Indonesia. Tahun 2008, telah berkembang menjadi 300 outlet dari Aceh sampai Ambon.

Sukses bisnis kebab yang dikonsep dengan sistem waralaba dan manajemen yang solid, membuat Hendy mendapat berbagai award, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entreprenuer Award) 2006 oleh menteri koperasi dan UKM, ASIA’s Best Entreprenuer Under 25 oleh majalah Business Week International 2006, penghargaan Citra Pegusaha Berprestasi Indonesia Abad ke-21 oleh Profesi Indonesia, Terbaik I Wirausaha Muda Mandiri 2007dari Bank Mandiri. Best Franchise 2007 Category of Food & Beverages dari Pengusaha Magazine, Best Achievment at Young Entreprenuers Award 2007 dari Bisnis Indonesia dan berbagai penghargaan lainnya. Kini mimpinya adalah mengembangkan usahanya ke mancanegara seperti Malaysia dan Thailand. Tidak hanya itu, sudah ada tawaran untuk membuta outlet di Trinidad dan Tobago serta Kamboja.

Intisari

Ada pepatah mengatakan “ada banyak jalan menuju Roma”. Ditopik ini saya gambarkan ada banyak jalan menuju kesuksesan, tinggal kita sebagai orang yang mau sukses mau bekerja keras atau tidak. Kesuksesan dalam financial itu yang diharapkan oleh banyak orang. Bagi orang-orang yang gila dengan kesuksesan financial mengatakan “miskin” adalah penyakit yang sangat akut yang harus kita cegah bagaimanapun caranya. Hal ini mebjadikan orang-orang berbondong-bondong melakukan berbagai macam cara agar tidak menjadi miskin harta. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan berbisnis waralaba, waralaba atau yang sering kita kenal dengan franchising adalah usaha yang berbasis kemitraan, dengan modal sedikit tapi bisa untung banyak dengan waktu yang singkat. Siapa yang tidak mau coba? Siapapun dan dengan latar belakang apapun bisa mencoba bisnis ini, bisnis ini adalah salah satu bisnis yang bisa mendongkrak perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk saat ini. Perputaran uang yang sangat cepat dan modal yang kembali dengan sangat cepat menjadikan bisnis ini diminati oleh banyak orang. Inilah trend bisnis yang sekarang sedang menjamur di Indonesia, kita tidak susah payah mengeluarkan kreativitas kita untuk berproduksi kita hanya membeli merek tersebut maka rupiah pun masuk ke kantong kita. Begitu mudahnya menjadi sukses dengan waralaba. “Hidup senang dan kantong pun tebal” inilah bisnis waralaba.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep dan Definisi Entrepreneurship

Konsep entrepreneurship (kewirausahaan) memiliki arti yang luas. Salah satunya, entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi. Definisi lainnya adalah seseorang yang ingin bekerja untuk dirinya. Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis, entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha. Definisi entrepreneurship dari Ekonom Austria Joseph Schumpeter menekankan pada inovasi, seperti: * Produk baru * Metode produksi baru * Pasar baru * Bentuk baru dari organisasi Kemakmuran tercipta ketika inovasi-inovasi tersebut menghasilkan permintaan baru. Dari sudut pandang ini, dapat didefinisikan fungsi entrepreneur sebagai mengkombinasikan berbagai faktor input dengan c

Entrepreneur adalah Soko Guru Perekonomian

Menjadi pengusaha adalah pilihan karier yang menantang dan bisa diraih oleh siapapun tanpa syarat gelar dan bukan karena bakat atau keturunan! Kalau saja, 25-an tahun yang silam saya tidak memilih drop out dari UGM boleh jadi di Indonesia tidak akan pernah ada bimbingan belajar berkembang menjadi bisnis nasional dengan outlet kini sampai 520-an di hampir semua provinsi di tanah air. Oleh karena kecewa pada sistem pendidikan dan perkuliahan pada waktu itu, saya keluar dan mendirikan Primagama yang kini menjadi Holding Company dengan beragam usaha. Meski hanya ranking 40 dari 50 murid dan hanya lulusan SMP, Sukyatno Nugroho MBA, kini menjadi Raja Es Teller terbesar di tanah air dengan usaha Es Teller 77-nya yang menggurita. Kalupun gelar MBA di belakangnya itu bukan kepanjangan dari master business administration yang diburu banyak eksekutif puncak dewasa ini, tapi singkatan dari “Manusia Bisnis Asal-asalan”. Buktinya, meski merasa asal-asalan, bisnisnya kini menjadi pengusaha sukses d

Usaha Peternakan

Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan peternakan perbedaannya teretak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi, kerau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll. Sejarah Peternakan Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal menetap dalam sebuah perkampungan. Pada masa ini pula, domba dan kambing—yang semula hanya diambil dagingnya—mulai dimanfaatkan susu dan wol-nya. Setelah